Selasa, 29 Januari 2013


3.5    Elemen Struktur Pengendalian Intern Versi COSO

          COSO atau Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission
 Commitee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission memperkenalkan adanya lima komponen pengendalian intern yang meliputi 
Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penilaian Resiko (Risk Assesment), Prosedur Pengendalian (Control Procedure), Pemantauan (Monitoring), serta Informasi dan Komunikasi (Information and Communication).

1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajmene di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.

2. Penilaian Resiko
Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya. Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”. Komponen ini hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.


3. Aktivitas Pengendalian
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:
* Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib.
* Pelimpahan tanggung jawab.
* Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait.
* Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.
Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan semua fungsi yang ada di perusahaan. Meliputi : aktifitas-aktifitas persetujuan, kewenangan, verifikasi, rekonsiliasi, inspeksi atas kinerja operasional, keamanan sumberdaya (aset), pemisahan tugas dan tanggung jawab.


4. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.
Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.
Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan eksternal.


5. Pengawasan
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi.
Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan.
Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas. Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan direksi.


Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi).

Referensi :
  • anonim, Pengendalian Intern, [online], (http://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_internn ,diakses tanggal 18 November 2012)
  • Putra, Sistem Pengendalian Intern(SPI) - Basic, [online], (http://putra-finance-accounting-taxation.blogspot.com/2007/11/sistem-pengendalian-intern-spi-basic.html ,diakses tanggal 18 November 2012)

 3.4   Pengertian Struktur Pengendalian Intern

          Dalam Wikipedia Pengendalian Intern adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).
          Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didefinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :

  1. Ke-efektif-an dan efisiensi operasional perusahaan
  2. Pelaporan Keuangan yang handal
  3. Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan
          Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
a. Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.


b. Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun interim.

c. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi dengan semestinya.

        Definisi lain tentang struktur pengendalian intern adalah suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
           Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern : 
  1. Menjaga kekayaan organisasi.
  2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
  3. Mendorong efisiensi.
  4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
        Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaituPengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) danPengendalian Intern Administratif (Feedback Controls).
Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi  dan tanggung jawab antar unit organisasi. Sedangkan pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.

Referensi :
  • anonim, Pengendalian Intern, [online], (http://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern ,diakses tanggal 18 Oktober 2012)
  • Putra, Sistem Pengendalian Intern(SPI) - Basic, [online], (http://putra-finance-accounting-taxation.blogspot.com/2007/11/sistem-pengendalian-intern-spi-basic.html ,diakses tanggal 18 Oktober 2012)
  • Rooswhan,  Sistem Pengendalian Intern, (http://rooswhan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2896/Sistem+Pengendalian+Intern.doc ,diakses tanggal 18 Oktober 2012)


  3.3  Hambatan Pasif dan Contohnya

         
 Dalam suatu sistem ada yang namanya kerentanan dan ancaman (hambatan). Kerentanan dan ancaman dalam suatu sistem tidak dapat dipisahkan. Dalam tulisan saya sebelumnya, saya telah menulis tentang Hambatan Aktif dan contohnya maka dalam tulisan kali ini adalah tentang hambatan pasif dalam sistem dan contohnya.
          Hambatan pasif adalah hambatan yang disebabkan secara tidak sengaja. Contoh ancaman pasif adalah sistim bermasalah,seperti karena bencana alamSistem bermasalah juga karenakegagalan-kegagalan peralatan dan komponen. Berbeda dengan hambatan aktif yang secara sengaja menghambat sistem, hambatan pasif biasanya diakibatkan oleh ketidaksengajaan atau tidak direncanakannya hambatan tersebut. hambatan pasif mencakup kesalahan-kesalahan system, termasuk gangguan alam, seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, dan badai. Kesalahan system mewakili kegagalan peralatan komponen seperti kelemahan disk, kekurangan tenaga, dan sebagainya. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada hambatan pasif yaitu pada perangkat keras dapat dilakukan dengan cara full backup data.



3.2  Hambatan Aktif dan Contohnya

          Dalam tulisan sebelumnya tentang Kerentanan dalam Sistem sudah dibahas bahwa kerentanan dan ancaman dalam sistem itu berhubungan. Ancaman bisa disebut juga sebagai hambatan. Ancaman adalah suatu eksploitasi potensial kerentanan sistem. Ancaman atau hmabatan dalam sistem dikategorikan menjadi dua yaitu, hambatan aktif dan hambatan pasif. Dalam tulisan kali ini saya akan menulis tentang hambatan aktif dalam sistem dan contohnya.
          Yang dimaksud dengan hambatan aktif adalah hambatan yang diterima oleh sistem secara langsung oleh si penghambat tersebut. Terdapat sedikitnya enam metode yang dapat dipakai oleh orang untuk melakukan penggelapan computer. Metode-metode ini adalah menipulasi masukan, gangguan program, gangguan berkas secara langsung, pencurian data, sabotase,dan penyalahgunaan dan pencurian sumberdaya computer.
          Manipulasi Masukan. Dalam sebagian besar kasus penggelapan computer, manipulasi masukan merupakan salah satu metode yang digunakan. Metode ini hanya membutuhkan sedikit kemampuan teknis saja. Orang yang menggangu masukan computer bisa saja sama sekali tidak tahu bagaimana computer beroperasi.
          Gangguan Program. Gangguan program barangkali merupakan metode yang paling sedikit digunakan dalam penggelapan computer. Ini karena untuk melakukannya dibutuhkan kemampuan pemrograman yang hanya dipunyai oleh sedikit orang saja. Juga, di banyak perusahaan besar terdapat metode pengujian program yang dapat digunakan untuk mendeteksi program yang diganggu.
          Gangguan berkas secara langsung. Dalam beberapa kasus, ada orang-orang yang melakukan potong jalur terhadap proses normal untuk pemasukan data ke program-program computer. Jika ini terjadi, maka akibatnya sangat merusak.
          Pencurian data. Pencurian data terhadap data-data penting merupakan masalah serius dalam bisnis sekarang ini. Dalam banyak indurstri yang sangat kompetitif, telah terjadi pencurian informasi kuantitatif maupun kualitatif mengenai pesaing.
          Pengadilan adalah rahasia, dan tidak dapat digunakan tanpa ijin dari perusahaan. Sebagai contoh, di California data yang dicuri dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap rahasia perdagangan , yang dikenai tuntutan hukuman 10 tahun penjara. Undang-undang rahasia perdagangan juga berlaku di beberapa Negara bagian lain.
          Sejumlah informasi ditransmisikan antar perusahaan melalui jaringan public, kabel jarak jauh, dan hubungan satelit. Informasi ini peka terhadap pencurian dalam perpindahannya. Informasi dapat diintersep atau dicuri.
          Dapat juga terjadi pencurian terhadap pita magnetic, disk yang mudah dipindahkan, atau disket yang dapat disembunyikan di dalam kantong atau tas dan dibawa keluar dari perusahaan. Beberapa barang seperti laporan pemeriksaan dapat dicuri dari perusahaan secara mudah.
          Sabotase. Sabotase computer menciptakan bahaya serius terhadap instalasi computer. Pengrusakan terhadap computer atau perangkat lunak dapat mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Karyawan-karyawan yang tidak puas, khususnya yang dipecat, biasanya menjadi sumber sabotase terhadap sistem computer.
          Dalam beberapa kasus, para pengganggu dapat memanfaatkan sabotase untuk menutupi penggelapan yang ia lakukan. Sebagai contoh, seseorang dapat mencuri berkas master dan kemudian ia menutupi ia perbuatannya dengan menyabotase disk computer atau media lain.
          Banyak cara yang mengakibatkan kerusakan serius pada instalasi computer. Magnet dapat digunakan untuk mengahapus pita-pita magnetic dan disk-disk magnetic dengan cara menempatkan magnet (magnet biasa sudah cukup) di dekat media. Pita tidak perlu dipindahkan dari tempatnya. Sinar radar dapat memiliki dampak yang serupa jika ditempatkan di dekat media magnetic.

Tiga kategori individu yang bisa menimbulkan serangan ke sisteminformasi:
1.Karyawan sistim informasi
2.Para pemakai
3.Pengganggu 
TUGAS   3  

2.1  Kerentanan dalam Sistem

Kerentanan adalah kelemahan dalam sistem sedangkan hambatan atau ancaman adalah suatu eksploitasi potensial dari kerentanan. Rentanya suatu sistem informasi dalam menghadapi berbagai resiko dan suatu potensi resiko yang mungkin timbul dari pengguna sistem informasi yang ada. Dalam beberapa hal yang menjadi tantangan manajemen menghadapi berbagai resiko dalam penggunaan sistem informasi yaitu : Bagaimana dalm merancang suatu sistem yang tidak mengakibatkan terjadinya pengendalian yang berlebihan atau pengen dalian yang terlalu. serta bagaimana pemenuhan standar jaminan kualitas dalam suatu aplikasi sistem informasi.
Ancaman atau gangguan yang mungkin akan terjadi dan berpengaruh terhadap sistem informasi dapat berupa :
  1.  Kerusakan perangkat keras.
  1. Perangkat lunak tidak berfungsi.
  1. Tindakan-tindakan personal.
  1. Penetrasi akses ke terminal.
  1. Pencurian data atau peralatan.
  1. Kebakaran.
  1. Permasalahan listrik.
  1. Kesalahan-kesalahan pengguna. 
  1. Program berubah.
  1. Permasalahan-permasalahan telekomunikasi.

Kerentanan dan Penyalahgunaan system Ketika sejumlah data penting dalam bentuk digital, maka data tersebut rentan terhadap berbagai jenis ancaman, dari pada data yang tersimpan secara manual. ancaman-ancaman tersebut bisa saja berasal dari faktor teknis, organisasi, dan lingkungan yang diperparah oleh akibat keputusan manajemen yang buruk.Bagi perusahaan atau individu di dalam menyimpan data-data penting yang menyangkut privasi atau kerahasiaan perusahaan, apalagi perusahaan yang menggunakan web, sangat rentan terhadap penyalahgunaan, karena pada dasarnya web mempunyai akses yang sangat luas dan dapat diakses oleh semua orang, membuat sistem perusahaan dengan mudah mendapat serangan yang pada umumnya berasal dari pihak luar, seperti hacker.

Referensi :http://ekiszone.blogspot.com/2009/12/kerentanan-dan-gangguan-terhadap-sistem.html