Minggu, 31 Oktober 2010

Tugas Manajemen Umum(softskill): UG Helpdesk Center
Helpdesk ini ditujukan untuk mengoptimalisasi layanan di lingkup Universitas Gunadarma. Setiap keluhan/pertanyaan akan diberikan sebuah nomor komplain yang dapat digunakan untuk mengetahui progress dari helpdesk tersebut. Sebagai reference,helpdesk tetap menyimpan archive dan history dari semua keluhan/pertanyaan yang diajukan.
Berikut adalah tampilan awal dari UG Helpdesk Center:





Dalam UG helpdesk center terdapat 5 menu layanan penting,
yakni
1. Kirim Tiket
Layanan ini digunakan untuk memilih departemen dalam gunadarma untuk menyelesaikan masalah dalam knowledgebase gunadarma

2. Troubleshooter
Digunakan untuk memandu mendiagnosis dan mengatasi masalah umum yang dialami.

3. Download
Untuk menelusuri file yang telah didownload oleh link UG helpdesk center

4. Knowledgebase
Untuk mencari artikel dukungan dan temukan jawaban atas pertanyaan yang sering diajukan.

5.Berita
Berisi tentang berita dan informasi dari organisasi helpdesk.



UG Helpdesk Center tentunya mempunyai kelebihan yakni sebagai pelayanan untuk staff,dosen ataupun mahasiswa gunadarma yang memudahkan untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut gunadarma.
Kekurangannya sendiri adalah sub menu pada layanan Helpdesk tidak begitu terperinci,sehingga kadang menyulitkan.
Demikian sekilas mengenai UG Helpdesk Center.

Link : http://helpdesk.gunadarma.ac.id/

Kamis, 28 Oktober 2010

SWOT PT. ASURANSI SYARIAH

ANALISIS SWOT

Dalam penyusunan rencana strategis penting sekali dilakukan peninjauan dan analisis faktor – faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu Strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan). Sementara itu, faktor – faktor eksternal dapat kelompokkan kedalam dua kelompok juga yaitu Opportunity (Peluang) dan Threats (Ancaman) Seperti yang diterapkan dalam Analisis SWOT.

Dengan Analisis SWOT kita bisa mendapatkan informasi – informasi yang tepat mengenai sumber daya dan kemampuan perusahaan dalam menghadapai persaingan yang competitive. Ini merupakan alat yang sangat baik untuk menyusun strategi dan seleksi. Berikut ini diagram yang menggambarkan frame Analisis SWOT :

STRENGTHS (Kekuatan)

Strengths (Kekuatan) perusahaan merupakan resources (sumber daya) dan capabilities (kemampuan ) yang dapat digunakan sebagai basis pengembangan dalam mewujudkan competitive advantage, seperti :

1.

Hak Paten
2.

Brand
3.

Reputasi yang bagus
4.

Harga / biaya
5.

Akses yang baik terhadap resources (sumber daya) yang lebih baik.
6.

Akses jaringan distribusi yang lebih luas

WEAKNESS (KELEMAHAN)

Ketiadaan atau kekurangan dari strength (kekuatan) merupakan weakness (kelemahan), seperti contoh berikut ini :

1.

Tidak ada proteksi hak patent
2.

Brand yang lemah
3.

Reputasi yang buruk
4.

Harga dan biaya yang tinggi
5.

kurangnya akses terhadap sumber daya yang baik
6.

Kurangnya akses distribusi chanel

Dalam beberapa kasus, weakness merupakan kebalikan dari strength. Seperti pada kasus perusahan dengan pabrik dengan kapasitas besar. Kapasitas yang besar merupakan strength dimana perusahan dapat menguasai pasar dan kompetitor tidak punya share di market. Tetapi perlu diingat bahwa kapasitas yang besar memerlukan investasi yang tinggi sehingga menjadi tidak mudah untuk melakukan perubahan – perubahan dengan cepat. Perusahan cenderung menjadi kaku dan lamban melakukan perubahan dalam mengantisipasi persaingan.

OPPORTUNITIES (PELUANGAN)

Analisis terhadap lingkungan external yang dapat membuka beberapa opportunities untuk menambah profit dan pertumbuhan, seperti :

1.

kebutuhan customer yang belum sepenuhnya terpenuhi
2.

Technology baru
3.

Kelonggaran regulasi
4.

penghapusan batas-batas perdagangan

THREAT (ANCAMAN)

Perubahan – perubahan eksternal juga bisa memberikan ancaman bagi perusahaan, seperti :

1.

pergeseran selera konsumen dari produk perusahaan
2.

kemunculan produk pengganti
3.

Peraturan baru
4.

Peningkatan batas-batas perdaganan



http://fariddatulrohman.blogdetik.com/2009/05/11/analisis-swot/

Kekayaan budaya Indonesia

Kekayaan budaya Indonesia

Negara Indonesia sangat lah kaya dengan budaya.a , bermacam” budaya yg Negara Indonesia punya tetapi banyak orang Indonesia yg tidak pernah tau akan budaya Indonesia ..
Sehingga budaya Indonesia , tidak pernah di manfaat kan dengan baik ..
Malah banyak ngara lain yang suka dengan budaya indonesia , ada yg ingin mempelajari tarian” yg Indonesia punya , makanan khas daerah , tempat” rekreasi yg bagus untuk d.kunjungi dgn pemandangan yg tidak kalah bagus.a dgn Negara lain ..
Di museum pun , banyak barang” zaman kuno pada masa penjajahan.. museum pun juga sbg tempat rekreasi buat pelajar yg mencari pengetahuan ..

Senin, 18 Oktober 2010

Tanggung Jawab Sosial Manajer / Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Manajer / Perusahaan
Tanggung jawab sosial
Dalam hubungan bisnis dan pemangku kepentingan (stakeholder) pada tahap awal diakui bahwa tanggung jawab sosial adalah fungsi pemerintah, bukan tanggung jawab bisnis ataupun perusahaan. Pendapat ini tentunya terjadi pada awal dekade dimana hasil alam masih berlimpah, persaingan industri tidak ketat, dan tuntutan pemangku kepentingan terhadap perusahaan belum tinggi. Dapat dicatata pendapat Friedman dalam Robin, F (2008) hal 232. menuliskan bahwa The business of business is to maximise profits, to earn a good return on capital invested and to be good corporate citizen obeying the law- no more and no less. Sejalan evolusi pada seluruh bidang, termasuk adanya globalisasi, hal demikian berubah drastis.
Dalam perkembangan bisnis baru, diakui bahwa tanggung jawab sosial perusahaan yang dikenal sebagai Community Social Responsibility (CSR) adalah fungsi perusahaan. Adapun “desakan” untuk itu bersumber dari banyak hal baik karena tekanan global maupun regional. Bilamana dikaitkan fungsi maka ini dilakukan secara sukarela (voluntary) bukan karena adanya paksaan dari luar, utamanya dari pemerintah. Lebih dari itu, pembeda terminologi CSR dengan penerapan sebelumnya terletak kepada fungsi “tanggung jawab ” yang bermakna bahwa CSR sifatnya datang dari perusahaan.
Banyak konsep CSR yang dipubllikasikan, Wibisono (2007) melaporkan CSR bahwa CSR didefinisikan sebagai komitmen dunia usaha untuk terus-menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontibusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. Dalam versi World Bank CSR didefinisikan sebagai “the comitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both and good fo business development”
Dalam batasan demikian, maka CSR sesungguhnya merupakan konsep dan program yang menucnul secara sukarela, karena perusahaan menganggap penting sehingga harus diformulasikan sedemikian rupa. Selanjutnya, di dalam konsep CSR terdapat berbagai aspek seperti nilai, kultur, kompetensi, sejarah perusahaan bahkan etika yang dijadikan dasar bertindak oleh seluruh pihak internal manajemen perusahaan .
Isu terkait dengan CSR senantiasa mengalami perubahan sesuai dengan dinamika dan kesadaran tetang kebutuhan bersama. Isu yang terkait utamnya adalah Good Corporate Governance, Sustainable Development, sampai ke Daya Saing. Bilamana isu ini disimak lebih dalam, maka ditemukan bahwa penerapan CSR saling menopang dengan dimensi-dimensi tersebut. Bila dikatikan dengan corporate governance maka penakanan CSR adalah pelibatan stakeholder dalam tatakelola perusahaan. Semantara itu bila dikaitkan dengan isu keberlanjutan, penekanannya adalah bahwa bisnis yang dapat berkelanjutan apabila didukung oleh pemangku kepentingan. Selanjutnya bila dikaitkan dengan konsep daya saing, maka sisi pelaksanaan CSR adalah dalam rangka membangun daya saing bisnis baik di tingkat regional maupun global (Zadek, 2006)
Dalam hubungannya dengan tanggung jawab sosial, prinsip sederhana yang mendasari perkembangannya adanya satu pengakuan prinsip mutualisme, dimana antara perusahaan dan masyarakat harus hidup berdampingan dan saling memberikan manfaat bersama. Hal ini kemudian diakui oleh bisnis bahwa hanya dengan masyarakat – yang dikenal juga dengan sebutan stakeholder yang kuat – maka bisnis dapat berkembang dengan baik.
Dalam perkembangan yang lebih lanjut, perkembangan teknologi menjadi isu yang paling dominan sebagai bagian daripada tanggung jawab sosial. Teknologi cloning misalnya telah berkembang demikian pesat, akan tetapi tetap dilaksanakan untuk mengapresiasi keberdaan daripada manusia dan masyarakat. Demikian juga dengan teknologi transgenik di bidang budidaya secara teknologi telah lolos akan tetapi secara sosial dan kemasyarakatan masih terus dipertanyakan. Sesuai dengan penjelasan di atas, fokus diskusi pada studi ini adalah bagaimanakah model pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan dalam presfektif penggunaan hasil penelitian dan teknologi.
2. Tanggung jawab sosial Perusahaan
Tanggung jawab sosial dewasa ini sudah menjadi bagian daripada orientasi bisnis. Prinsip ketergantngan dan manfaat bersama ternyata menjadi landasan utama dalam penyelenggaraan atau implementasi program tanggung jawab sosial. Terminologi Tanggung jawab Sosial (social responsibility) sendiri terkait dengan banyak istilah. Waddock dalam Meehan (2006) menjelaskan 9 istilah yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial: 1) corporate social responsibility (CSR), 2) corporate social perfomance (CSP), 3) alternative CSR3c, 4) Corporate responsibility, 5) Stakeholder approcah, 6) Business ethics and values, inclding nature-based values, 7) Boundary-spanning functions including, Corporate Community Involvement (CCI), dan 9) Corporate Citizenship (CC).
Substansi daripada istilah ini dari masa ke masa mengalami perubahan. Pada tahun 60an, tanggung jawab sosial lebih berintikan “charity” perusahaan kepada lingkungan yang mengambil berbagai bentuk, berbeda antara satu perusahaan terhadap perusahaan lain. Sudah tentu, model charity seperti itu susah untuk dievaluasi manfaat dan dampaknya. Model pyramida yang dikembangkan Carrol sangat dominan dalam penjelasan tanggung jawab sosial, Caroll menjelaskan kaitan antara satu bidang tanggung jawab sosial korporasi dengan bidang lain. Dari semua model di atas, salah satu yang dominan dikembangkan sekarang ini ada model pendekatan yang dikembangkan yaitu model pendekatan stakeholder (5). Model ini menjelaskan rinci peran pemangku kepentingan dan fungsinya kepada perusahaan. Dengan identifikasi peran dan kepentingan, maka perusahaan dapat mengintegrasikannya ke dalam satu pencapaian tujuan. Sementara Meehan sendiri lebih menggunakan model 3C-SR, dimana inti dari 3C adalah Commitment, Consistency dan Connection, dan patut dicatat tidak kedua model ini sesungguhnya berbeda pandangna, pada model 3C lebih menekankan konsep yang kemudian diurut menjadi operasional.
Di Indonesia, masalah tanggung jawab sosial bisnis menjadi isu yang belum terslesaikan dengan baik. Menurut UU No 40 Tahun 2007, tentang Perseroan Terbatas telah dinyatakan bahwa tanggung jawab Sosial adalah bagian daripada tugas perseroan, oleh karena itu perseroan harus menyediakan dana. Artinya komponen biaya tanggung jawab sosial bukan lagi didasarkan kepada skema kalau perusahaan punya dana, akan tetapi di awal perusahaan telah diharuskan mencantumkan dana tanggung jawab sosial. Konsep ini menjustifikasi anggaran di tingkat manajemen puncak yang belum tentu mendapat pengesahan. Lebih dari itu, perseroan diharuskan menyampaikan laporan.
Selain aturan ini masih ada program lain bersifat insentif dan fasilitatif, yaitu PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) yang dimaksudkan untuk mendorong perusahaan peserta meningkatkan prestasi mereka dalam program lingkungan hidup secara luas. Sesuai dengan prinsip dasar PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup mendorong penataan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui instrumen insentif dan diseinsentif reputasi dengan pelibatan masyarakat dan sekaligus sebagai wujud dari pelaksanaan UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23/1997 pasal 5 ayat 2 tentang hak masyarakat atas infomasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup. Perusahaan yang terlibat dalam program mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, karena hasil peringkat dimumkan terbuka, yang baik diberi hadiah, pihak manajemen merasa manfaat langsung. Walau program ini tidak bisa disamakan dengan program tanggung jawab sosial, karena kecenderungan pada program ini adalah masalah lingkungan.
Bersamaan dengan pandangan ini dikenal istilah stakeholder dalam terminologi Indonesia dikenal sebagai pemangku kepentingan . Jadi kalau tuga perusahaan pada awalnya adalah untuk menciptakan keuntungan kepada pemilik saham (shareholder), maka tugas ini telah berobah menjadi memberikan manfaat kepada stakeholder. Dari hasil penelusuran studi literatur diketahui bahwa banyak penulis mengacu kepada pendapat Carol (1979) yang mengidentifikasi bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah: 1) ekonomi, 2) legal, 3) ethical, 4) diskresionary. Masing-masing tanggung jawab sosial ini dijelaskan sebagai berikut (Jamali, D. 208)
1) Ekonomi mislanya berkaitan dengan menyediakan ROI kepada pemegang saham, menciptakan pekerjaan dan pengupahan yang adil, menemukan sumberdaya baru, mempromosikan penggunaan teknologi lanjutan, inovasi, dan menciptakan barang dan jasa yang baru.
2) Legal berkaitan dengan peran perusahaan memainkan peran sesuai dengan peraturan dan prosedur. Dalam kaitan ini masyarakat mengharapkan agar perusahaan dapat memenuhi visi dan misi yang diusungnya.
3) Etika diharapkan agar pelaku bisnis mempunyai moral, etika kerja dimana perusahaan berada. Etika tidak harus sesuai dengan apa yang diatur dalam aturan formal, akan tetapi dapat memenuhi harapan masyarakat terhadap perusahaan , misalnya menghargai masyarakat, menghidnari pencideraan masyarakat, dan mencegah adanya bencana bagi masyarakat.
4) Berkaitan dengan penilaian, pilihan perusahaan dalam hal kegiatan yang diharapkan kembali kepada masyarakat.
Tentang dampak hubungan baik antara perusahaan dengan pemangku kepentingan , Kotter J dan James (1992) dalam Svendensen et.al. (2000) laporannya tentang Corporate Culture yang dilaporkan Harvard, menunjukkan bahwa selama 11 tahun pemantauannya menunjukkan bahwa dari sisi: pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan karyawan, perusahaan yang berorienatasi keapada stakeholder berikenerja lebih baik dbanding dengan perusahaan yang berorientasi pada pemegang saham. Dicatat juga bahwa manajemen yang menerapkan visi lebih memberikan fokus kepada stakeholder daripada pemegang saham. Laporan ini senada dengan hasil penelitian tentang Living Company (1997) dimana ditemukan bahwa perusahaan yang berorientasi kepada pemangku kepentingan tetap berada pada hubungan yang harmonis dengan lingkungan nya dengan tetap menjada hubungan kuat dengan lingkungan. Hal demikian dimungkinkan karena manfaat yang diterima perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan akan memberikan manfaat yang berkelanjutan terhadap perusahaan.

Sabtu, 16 Oktober 2010

Evolusi Teori Manajemen 

Tujuan :
Setelah mengikuti perkuliahan ini anda diharapkan dapat :
menjelaskan keadaan pada saat teori manajemen pertama kalinya dikembangkan,
menguraikan berbagai cara untuk memanfaatkan suatu teori,
membedakan aliran manajemen ilmiah, aliran teori organisasi klasik, aliran tingkah laku, dan aliran ilmu manajemen dari teori manajemen,
Memahami konteks sejarah yang ada didalamnya pendekatan sistem, pendekatan kontigensi dan pendekatan keterlibatan dinamik dari teori manajemen dikembangkan.
Agenda :Pemikiran Awal Mengenai Manajemen
Evolusi Teori Manajemen
    - Aliran Manajemen Ilmiah
    - Aliran Teori Organisasi Klasik
    - Aliran Tingkah laku Manusia
Aliran Ilmu Manajemen
untuk Manajemen dan Organisasi merupakan produk membantu kita memahami manajemen dan organisasi yang semakin kompleks.
Pemikiran Awal Mengenai Manajemen :
Marchiavelli (1531) -->mengenalkan beberapa prinsip-prinsip yang dapat diadaptasikan untuk diterapkan pada organisasi manajemen masa kini.

Filsafat Cina Sun Tzu (2000th yang lalu) yang kemudian di modifikasi oleh Mao Zedong, --> mengenalkan strategi perang, yag dapat di pakai untuk merencanakan strategi yang berhububungan dengan bisnis pesaing.
Teori Manajemen…. ?Teori (theory) : sekelompok asumsi yang erat berkaitan dan logis, dikemukakan untuk menjelaskan hubungan antara dua fakta atau lebih yang dapat diamati serta menyediakan dasar yang mantap untuk memperkirakan peristiwa pada masa depan.

Teori dimanfaatkan untuk:
Memberikan fokus yang mantap untuk memahami peristiwa yang kita alami
Mempermudah kita berkomunikasi secara efisien,
Membuat dan menantang kita untuk terus belajar,Evolusi Teori Manajemen (1)aAliran Manajemen Ilmiah (scientific Management Theory)
    Tokoh:
    - Frederick A. Taylor (1856-1915)
    - Henry L.Gantt (1861-1919)
    - Frank B. Gilberth (1868-1924) &
      Lilian M. Gilberth (1878-1972)

    Menerangkan secara ilmiah metode terbaik untuk melaksanakan tugas apapun, dan untuk menyeleksi, melatih dan memotivasi pekerja. Tujuannya adalah kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas

Frederick A. TaylorFilosofis 4 Prinsip dasar :
Perkembangan manajemen ilmiah yang sebenarnya, jadi metode terbaik untuk dapat melaksanakan setiap tugas dapat ditentukan.
Seleksi ilmiah para pekerja, sehingga setiap pekerja akan diberi tanggung jawab melakukan tugas yang paling cocok dengannya.
Pendidikan dan pengembangan ilmiah para pekerja.
Kerjasama bersahabat dan secara pribadi antara manajemen dan tenaga kerja.

Sukses dari prinsip-prinsip tersebut, memerlukan “revolusi mental yang lengkap” dari para manajer dan tenaga kerja.
Henry L. GanttMempertimbangkan sistem insentif dari Taylor.

Memberikan motivasi kepada karyawan yang mampu menyelesaikan tugas yang dibebankan melalui insentif /bonus.
Mencatat kemajuan pekerja dan dilakukan secara terbuka serta dicatat pada bagan balok induvidual (bagan Gantt).
Gilberth bersaudaraMempelajari kelelahan dan gerakan serta memfokuskan pada berbagai cara untuk mendorong kesejahteraan pekerja.
Perhatian Manajemen terhadap pekerja, terutama dalam mencari gerakan yang paling ekonomis sehingga dapat meningkatkan moral pekerja.

    Tujuan akhir dari manajemen ilmiah adalah membantu para pekerja mencapai potensial penuh sebagai manusia.